Wednesday, July 10, 2013

Kemarilah

Sudah lama aku tak mengetahui kabarmu, hingga sekarang. Begitupun dirimu, pasti kau juga tak tau kabarku. Aku, baik-baik saja. Tapi tak sebaik saat aku bersamamu. Semenjak kepergianmu, seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupuku, yang membuatku terus merasa sendirian dan membuat mata ini tak pernah kering oleh airmata. Hampir setiap malam aku merindukanmu. Merindukan saat-saat kita bersama, dulu. Keriundanku terhadapmu selalu diiringi dengan airmata. Air mata yang tak pernah henti  mengalir kala aku mengingatmu. Kau tau? Sekarang airmata ini lebih deras daripada yang kemarin. Tak hanya merindukanmu, sekarang aku juga sangat membutuhkanmu. Membutuhkan pelukanmu untuk aku bersembunyi dari semua masalah yang selalu datang terus menerus kedalam hidupuku. Aku membutuhkan bahumu untuk menangisi semua masalah yang telah membuat hidupku berantakan. Aku membutuhkan senyumanmu agar semua masalah yang aku tanggung sendiri terasa ringan untukku jalani. Kupanggil namamu ribuankali, tapikau tak muncul juga. Kemana dirimu? Sibuk dengan perempuan itu?

Sebenarnya aku tak ingin menulis ini untukkmu, karena akutak ingin terlihat rapuh dimatamu. Tapi, inilah jalan satu-satunya untuk meringangkan beban dihidupku. Setiap aku selesai menulis, hatiku terasa  lebih ringan. Dan beban yang aku tanggu terasa hilang, walau hanya sebentar. Maafjika aku membuatmu membenciku dengan tulisan-tulisan tak penting ini. Akutak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin membagi ceritaku padamu. Dan juga, aku hanya ingin kau tau, bahwa kemarin, hari ini  dan hari selanjutnya ak membutuhkanmu. Aku ingin kau berada disisiku kala aku tersenyum dan menangis. Aku ingin kau selalu mengingatkanku untuk shalat, makan dan belajar. Aku ingin kau menegurku kala aku melakukan hal yang salah.

Tak banyak yang ingin aku tulis disini. Percuma, kau tak akan membacanya. Aku, menunggumu. Karena aku, mencintaimu.

*hapusairmata* oya, jika kau ingin membagi ceritamu kepadaku, kau boleh menulis blog untukku dan aku dengan senang hati membacanya. Itupun jika kau mau, aku tak memaksa.

No comments:

Post a Comment