dulu, sebelum kita bertemu pada tanggal 14april, aku pernah memanggilmu dengan sebutan "dek". tapi mengapa dulu kau tak mau dipanggil dengan sebutan itu? lantas, kenapa tidak dari dulu saat aku memanggilmu "dek" lebih dulu? kenapa? aku tahu jawabannya.
disaat aku mulai melupakanmu dan berusaha untuk menghilangkan rasa sayangku terhadapmu, kau selalu saja menghalangiku. apa maumu? hampir setiap malam panggilan mu tertuju pada nomor handphoneku. kau SUDAH memiliki dia, dia yang lebih sempurna dibandingkan aku. untuk apa lagi kau menelphoneku dan mengirimiku pesan singkat tiap malam? aku tidak membutuhkan itu. aku hanya butuh dimana kau dan aku tak saling berkomunikasi. Apa kau pikir hadirnya telphone dan pesan singkatmu membuatku bahagia seperti saat aku membalas dan mengangkat telpon mu? tidak. kau tau rasanya? sakit. bukan, bukan sakit panas atau sakit kepala. aku merasakan sakit yang berbeda. sakit ketika rasa rindu itu semakin meluap saat aku mambaca namamu di ponselku. MAAF jika aku tak membalas pesan singkatmu atau tak menjawab telpon mu. aku TAKUT rasa rindu itu akan semakin besar dan aku tidak dapat lagi mengontrolnya dan akhirnya akan berujung pada tetesan airmata. mataku sudah terlalu kering untuk mengeluarkan airmata yang lebih banyak lagi, mengertilah keadaanku. biarkan aku bebas terbang seperti saat aku belum mengenalmu. aku ingin bebas, aku tak ingin mengenal air mata lagi dan aku tak ingin merasakan sakit yang mendalam. Aku.. hanya ingin terbang bebas tanpa ada yang berusaha untuk menghalangiku. aku.. hanya ingin seperti kupu-kupu cantik yang terbang bebas ditaman bunga yang indah.
kau boleh menemaniku terbang mengelilingi taman bunga, tapi..
kau tak bisa sepenuhnya menemaniku
ada kupu-kupu yang lebih cantik menanti kedatanganmu
untuk menemaninya menikmati taman bunga yang indah
ada kupu-kupu yang lebih cantik menanti kedatanganmu
untuk menemaninya menikmati taman bunga yang indah
No comments:
Post a Comment